Pilgub Jakarta
Diputuskan Lebih Cepat, NasDem Resmi Usung Anies Baswedan Kembali Maju di Pilgub Jakarta
NasDem menargetkan deadline pengumuman nama yang bakal diusung di Pilkada Jakarta pada 31 Juli 2024, namun keputusan itu telah disepakati lebih cepat.
TRIBUNBEKASI.COM — Partai Nasional Demokrat (NasDem) resmi mengusung nama Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon gubernur (bacagub) untuk maju dalam Pemilihan Gubernur Jakarta (Pilgub Jakarta) atau Pilkada Jakarta 2024.
Pengusungan Anies Baswedan sebagai bacagub Jakarta itu diputuskan Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh dalam rapat.
Keputusan tersebut ditetapkan dalam rapat tertutup yang digelar oleh Pimpinan DPP NasDem dan Ketua DPW NasDem Jakarta Wibi Andrino.
"Bahwa menyepakati untuk Pilkada DKI, Pak Surya Paloh memimpin rapat langsung menetapkan Bapak Anies Baswedan sebagai calon gubernur DKI Jakarta dari Partai NasDem," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai NasDem Hermawi Taslim di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Senin, 22 Juli 2024.
Hermawi Taslim mengatakan, sejatinya NasDem memang telah menargetkan deadline untuk mengumumkan nama yang bakal diusung di Pilkada Jakarta pada 31 Juli mendatang.
Akan tetapi, Hermawi Taslim menyebut bahwa ternyata pembahasan dan keputusan itu telah disepakati lebih cepat.
Baca juga: Edarkan Obat Perangsang Ilegal untuk Pesta Seks LGBT, 3 Pelaku Diringkus, Salah Satunya dari Bekasi
Baca juga: Tri Adhianto Resmi Mendapat Surat Tugas dari PSI untuk Bacawalkot Bekasi
"Kapan kami deadline untuk memutuskan? Tanggal 31 Juli, namun sore ini telah membulatkan tekad," kata Hermawi Taslim.
Sejatinya dalam rapat pleno yang digelar NasDem pada 11 Mei 2024 lalu, awalnya ada tiga nama yang bakal diusung NasDem untuk Pilgub Jakarta.
Ketiga nama itu yakni Anies Baswedan, Bendahara Umum NasDem Ahmad Sahroni dan Ketua DPW NasDem Jakarta Wibi Andrino.
Namun, pada Senin sore ini, kata Hermawi Taslim, NasDem sudah memantapkan satu nama yakni Anies Baswedan untuk didorong maju di Pilkada Jakarta 2024.
"Pleno 11 mei 2024 yang waktu itu mengkristal tiga nama untuk calon gubernur Anies Baswedan, Ahmad Sahroni dan Wibi Andrino. Terus berputar dan setiap media tanya selalu mengatakan stok kami tiga nama itu," tandas Hermawi Taslim.
Baca juga: Pria di Setu Bekasi Tewas Dihabisi Istri dan Anaknya, Makamnya Dibongkar Lagi karena Keluarga Curiga
Baca juga: Barang Bukti Korupsi PT Timah dari Harvey Moeis, Ada 8 Mobil Mewah hingga Uang Tunai Miliaran Rupiah
Koalisi PDI Perjuangan-Gerindra
Diberitakan sebelumnya, untuk melawan dominasi Anies Baswedan pada Pemilihan Gubernur Jakarta (Pilgub Jakarta), koalisi partai politik antara PDI Perjuangan dengan Gerindra berpotensi bakal terwujud.
Penilaian tersebut diungkapkan oleh pengamat politik, Ray Rangkuti
"(Calon-red) yang sudah pasti sekarang itu Anies. Pertanyaannya sekarang ,apakah dibiarkan sendiri (Anies-red) melawan kotak kosong, saya kira tidak," kata Ray Rangkuti, Minggu, 21 Juli 2024.
Ray Rangkuti mengungkapkan saat ini di Pilkada Jakarta 2024 inisiatifnya ada di PDI Perjuangan, apakah partai tersebut mau mendorong calon alternatif selain Anies Baswedan.
"Kalau mau siapa? Yang paling terbuka itu adalah Ahok. Karena Ahok yang paling tinggi elektabilitasnya di lingkaran PDI Perjuangan," kata Ray Rangkuti.
"Pertanyaannya apakah ada partai lainnya yang akan mendukung. Saya kira Gerindra masih mungkin merapat ke PDI Perjuangan," lanjutnya.
BERITA VIDEO : ANIES BUKA SUARA SOAL KABAR AKAN DUET BERSAMA AHOK DI PILKADA JAKARTA
Menurutnya jika itu terwujud bakal menguntungkan Gerindra, karena berpotensi mengusung kader sendiri menjadi calon wakil gubernur.
"Maka dengan situasi seperti sekarang, saya melihatnya tidak tertutup kemungkinan akan terjadi koalisi PDIP dengan Gerindra di Pilkada Jakarta," imbuh Ray Rangkuti.
Nantinya, lanjut dia, calon gubernur adalah Ahok dan wakilnya dari Gerindra.
"Hanya dua partai ini sudah cukup untuk ikut berkontestasi. Kalau ini diumumkan bisa jadi partai-partai lain bisa merapat," tegasnya.
Sebelumnya, Litbang Kompas telah melakukan survei mengenai kekuatan politik di Pilgub Jakarta 2024 dan membeberkan hasilnya.
Baca juga: Stagnan, Harga Emas Batangan Antam di Bekasi Ahad Ini Masih Rp 1.404.000 Per Gram, Cek Rinciannya
Baca juga: Petugas Lapas Karawang Gagalkan Penyelundupan Handphone, Begini Modusnya
Hasilnya, elektabilitas Gubernur DKI Jakarta petahana Anies Baswedan masih berada di urutan pertama.
Anies Baswdan masih memperoleh elektabilitas tertinggi yaitu sebesar 29,8 persen.
Namanya disusul oleh mantan Gubernur Jakarta, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok 20 persen dan mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 8,5 persen.
Sementara itu, ada nama lain seperti Menteri BUMN Erick Thohir 2,3 persen, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani 1,3 persen, Eks Panglima TNI Andika Perkasa 1 persen, dan Ketum PSI Kaesang Pangarep 1,0 persen.
Kemudian, ada Plt Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono 1,0 persen, Mensos RI Tri Rismaharini 1,0 dan lainnya 4,3 persen. Sementara itu, responden yang menjawab tidak tahu atau tidak jawab 30,0 persen.
Survei ini dilakukan pada 15-20 Juni 2024. Responden sebanyak 400 orang dipilih secara acak menggunakan metode pencupilkan sistematis bertingkat di Jakarta.
Margin of error survei dari survei ini sebesar 4,9 persen dan tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen.
Baca juga: Aleph Group Akuisisi MediaDonuts, Perkuat Posisi Perusahaan Periklanan Digital di Asia Pasifik
Baca juga: Selegram Cantik Diringkus Polisi Tambun, Ternyata Gara-Gara Promosikan Judi Online
Kesediaan Ahok
Pada kesempatan berbeda, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok juga telah menyatakan siap maju sebagai calon gubernur (cagub) Jakarta dalam Pilkada Serentak 2024.
Hal ini disampaikan Ahok dalam acara "Ask Ahok Anything" di Heart Space, Jalan KH Wahid Hasyim, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu lalu, 22 Juni 2024.
"Kalau saya dikasih kesempatan menjadi gubernur Jakarta lagi, saya jauh lebih siap dan lebih baik daripada sebelumnya," kata Ahok di lokasi.
Ahok mengaku sudah belajar banyak sejak dipenjara dalam kasus penistaan agama menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017.
Lagi pula, kata dia, dirinya sudah melakukan banyak terobosan selama empat tahun menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
Kendati demikian, Ahok menyatakan PDIP tak bisa mengusung sendiri calon gubernur-wakil gubernur di Pilkada Jakarta 2024.
Baca juga: Kuasa Hukum Terdakwa Keberatan Adanya Dugaan Pelaku Lain di Kasus Ibu Gugat Anak Kandung di Karawang
Baca juga: Lokasi Layanan Samsat Keliling di Kota/Kabupaten Bekasi dan Karawang, Senin 22 Juli 2024 Besok
Sebab, perolehan kursi PDIP di Jakarta hasil Pemilu legislatif 2024 hanya 15 kursi, sehingga harus bekerja sama dengan partai lain.
"Saya sulit maju Jakarta lagi, ini secara teori karena partai pendukung saya itu kemungkinan enggak dapat kerja sama untuk memajukan," ujarnya.
Nama Ahok memang belakangan dipertimbangkan PDIP untuk kembali diusung di Pilkada Jakarta 2024.
Namun, hingga kini partai berlambang banteng moncong putih itu belum memutuskannya.
Di sisi lain, saat ini Calon Gubernur Jakarta petahana Anies Baswedan sudah memastikan diri bakal maju pada Pilkada Jakarta 2024.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengawali sebagai parpol yang telah memberikan dukungan untuk Anies Baswedan maju ke Pilgub Jakarta 2024.
Baca juga: Jadwal SIM Keliling Karawang Senin 22 Juli 2024 Besok di Pospol Dawuan Hingga Pukul 14.00
Baca juga: SIM Keliling Kota Bekasi, Senin 22 Juli 2024 Besok, di Mitra 10 Harapan Indah, Cek Syaratnya
Respon Anies Baswedan
Pertarungan antara Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada Jakarta pada 2017 berpeluang akan terulang kembali.
Adapun isu itu mencuat lagi setelah Ahok dalam salah satu wawancara eksklusif dengan televisi nasional memberikan pernyataan jika pertarungannya dengan Anies Baswedan akan lebih menarik, karena untuk mengukur sampai mana bangsa Indonesia naik level menuju Bhinneka Tunggal Ika.
Anies Baswedan yang merupakan mantan Gubernur Jakarta ini pun angkat bicara soal kemungkinan dirinya kembali berhadapan dengan Ahok di Pilgub Jakarta 2024.
Anies Baswedan menyebut Pilkada Jakarta 2024 bukan tentang siapa yang berada dalam panggung pertarungan, melainkan untuk kepentingan warga Jakarta.
Hal tersebut disampaikan suami Fery Farhati itu usai mendapatkan dukungan maju Pilkada DKI Jakarta dari Ormas Kebangkitan Jawa dan Pengacara (Bang Japar) di Jakarta, Sabtu (20/7/2024).
"Proses Pilkada ini adalah tentang warga Jakarta. Bukan tentang siapa yang berada di panggung. Ini yang harus jadi perhatian kami," jelas Anies.
Baca juga: Kronologi Mobil Terbakar di Jalan Tol MBZ Arah Cikampek
Baca juga: Pengamat Imbau PDIP Harus Majukan Ahok di Pilkada Jakarta, Lawan Setimpal Anies Baswedan
Tak hanya itu, Anies juga menyoroti perekonomian masyarakat di Jakarta. Dia melihat masyarakat Jakarta tertekan.
"Kami merasakan warung-warung, ojek, kemudian pedagang kaki lima, toko-toko semua sedang membutuhkan perhatian soal kebijakan perekonomian di sini. Itu yang jadi fokus. Jadi pilkada ini harus pilkada tentang rakyat, bukan pilkada tentang siapa yang berada di panggung saja," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, Pengamat Politik Citra Institute Efriza mengatakan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok lawan kuat Anies Baswedan di Pilkada Jakarta, karena nama kader PDIP tersebut berada pada peringkat kedua dalam survei elektabilitas terbaru yang dirilis Litbang Kompas.
"Jika melihat survei elektabilitas semestinya PDIP berani mengajukan Ahok, apalagi jelas bahwa PDIP masih suara kedua di Jakarta, juga sebelumnya PDIP adalah oposisi dari Anies. Ahok juga diyakini lawan tanding setimpal Anies karena representasi suara masyarakat yang tak suka Anies dan mengakui rekam jejak berhasil Ahok memimpin Jakarta menggantikan Jokowi," ucap Efriza kepada Wartakotalive.com, Jumat (19/7/2024).
Efriza mengatakan apabila berkaca dari masa lalu PDIP bisa meraih koalisi, memungkinkan didukung banyak partai jika berani memajukan Ahok, hanya sekarang PDIP terkesan ingin bersama Anies mengalahkan Jokowi dan keluarga saja.
"Bukan semangat jiwa petarungnya yang bisa menunjukkan keberanian sebagai organisasi partai politik menghadirkan tiga pasangan calon dan menjadi lawan setimpal dari Anies," ucapnya.
Efriza menyebut jika duel Anies dan Ahok terjadi, maka kemungkinan Ahok akan didukung banyak partai.
"Kemungkinan Ahok meraih dukungan dari banyak partai masih tinggi juga peluang menangnya memang juga masih tinggi sekitar peluangnya masih 50:50 persen, jika faktanya juga 30 persen masyarakat belum menentukan pilihan," ungkapnya.
Menurut Efriza, PDIP harus berani mengajukan calon penantang Anies agar masyarakat Jakarta yang plural, heterogen, bisa memperoleh keterwakilan dari calon seperti Ahok.
"Sebab, pasangan Anies dan Sohibul Iman tidak membuat situasi Jakarta Aman seperti akronim AMAN karena pasangan ini satu warna dari basis Islam kanan dan isu identitas yang pernah dimainkan Anies dan PKS di Jakarta kala melawan Ahok masih menjadi memori kelam Pilkada Jakarta," jelasnya.
Seharusnya, kata Efriza, partai berlogo banteng itu berani memberikan kesempatan kedua pada Ahok untuk maju di Jakarta kembali, karena Ahok sudah tidak amat tempramen.
"Dia (Ahok) juga sudah mengakui sudah lebih dewasa dalam pengelolaan kecerdasan emosional dan pengalamannya sudah tinggi dalam sepak terjang di politik," ucapnya. (Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra/Rahmat W Nugraha; Wartakotalive.com/Yolanda Putri Dewanti)
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp.
Pilgub Jakarta
Anies Baswedan
bakal calon Gubernur (Bacagub)
Pemilihan Gubernur Jakarta
Hermawi Taslim
RK - Pramono Tertawa Lepas dan Saling Peluk, Rano Karno: Politik Sekadarnya, Persahabatan Selamanya |
![]() |
---|
Ridwan Kamil Blak-blakan Soal Batal Gugat Hasil Pilkada 2024 Jakarta ke MK, Ternyata Begini Faktanya |
![]() |
---|
Ridwan Kamil-Suswono Terima Hasil Rekapitulasi Suara Pilgub, Ucapkan Selamat untuk Pramono-Rano |
![]() |
---|
Ridwan Kamil-Suswono Batal Ajukan Gugatan ke MK, Ariza: Ikut Arahan dan Perintah Pimpinan |
![]() |
---|
Tim RK-Suswono Tak Jadi Ajukan Gugatan ke MK, Begini Respon Jubir Pramono-Rano |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.