Seorang Pendaki Tewas di Gunung yang Dikeramatkan Suku Dayak

Seorang pendaki tewas tersambar petir di Gunung Bawang Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar), Sabtu (2/8/2025) dini hari.

Penulis: | Editor: Ign Prayoga
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
INSIDEN GUNUNG BAWANG - Kolase foto saat Tim SAR Gabungan mengevakuasi 6 dari 7 pendaki yang tersesat di Gunung Bawang, Kecamatan Sungai Betung, Kabupaten Bengkayang, Minggu 3 Agustus 2025. Naasnya, satu pendaki bernama Alponso Buncung dilaporkan meninggal dunia akibat tersambar petir. 

Gunung Bawang merupakan salah satu gunung favorit bagi pendaki di Kalimantan.

Waktu tempuh pendakian untuk mencapai puncak yang cukup singkat yaitu sekitar 7 hingga 8 jam.

Terdapat tiga jalur pendakian menuju puncak Gunung Bawang. Namun jalur termudah dan umum digunakan yaitu melalui Desa Suka Bangun, Kecamatan Sungai Betung, Kabupaten Bengkayang.

Asal-usul & Mitos

Dinamakan Gunung Bawang dikarenakan bentuknya berlapis hingga 7 lapis seperti bawang. 

Gunung Bawang memiliki cerita yang berkaitan erat dengan Suku Dayak Bengkayang, Suku Dayak Kanayatn dan Suku Dayak Lara. 

Gunung ini merupakan daerah yang dikeramatkan bagi Suku Dayak Bengkayan. 

Karena mitosnya dari tempat tersebut asal mula Suku Dayak Bengkayan. 

Kisah bermula dari Jubata (dewa suku Dayak) yang turun ke dunia dan menempati Gunung Bawang. 

Nama-nama Jubata yang menghuni gunung ini yakni Jubata Lupo, Jubata Barabatn Ampor, Jubata Siru dan Jubata Sulujatn Maniamas dll. 

Seiring berjalannya waktu hingga jadilah Gunung Bawang sebagai tempat yang terhormat bagi para Duku Dayak tersebut.

Ritual adat sering dilakukan di kaki gunung sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur.

 

Artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id 

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved