Kerusuhan di Jakarta

Ahmad Sahroni Ungkap Anak-anaknya Di-Bully Akibat Hoaks ‘Black Mamba’ saat Penjarahan

Ahmad Sahroni bantah isu temuan 'black mamba' di rumahnya usai penjarahan. Ia sebut hoaks itu bagian dari serangan sistematis di media sosial.

Istimewa
KEMBALIKAN JAM – M. Iffat (14) didampingi ibunya, Andriyani, menyerahkan jam tangan Richard Mille milik Ahmad Sahroni di kantor RW 06 Kebon Bawang, Jakarta Utara, Sabtu (30/8/2025). Warga menyaksikan momen haru itu dengan perasaan campur aduk. 

Ringkasan Berita:
  • Ahmad Sahroni membantah kabar adanya benda ‘black mamba’ di rumahnya.
  • Foto yang beredar terbukti berasal dari insiden di Lebanon pada 2020.
  • Sahroni menilai hoaks itu bagian dari serangan sistematis yang merusak reputasinya.


TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA – Anggota DPR nonaktif Ahmad Sahroni membantah isu yang menyebutkan adanya benda bernama ‘black mamba’ ditemukan di rumahnya pasca-penjarahan pada 30 Agustus 2025.

Ia menegaskan kabar tersebut tidak benar alias hoaks.

“Black mamba, lu bayangin, itu kejadian di rumah di Lebanon tahun 2020. Dikeluarin, kan gila. Dituduh kita yang black mamba. Itu serangan sistematis, dibuat hoaks bareng-bareng,” kata Sahroni, Minggu (9/11/2025).

Sahroni menilai, isu itu merupakan bagian dari upaya sistematis untuk memojokkan dirinya dan merusak reputasi di publik.

Baca juga: Gerebek Kampung Bahari, BNN Diserang Warga Pakai Panah, Sajam, Kembang Api, hingga Senpi

Baca juga: Bikin Geger Warga, Pria di Setiabudi Bergelantungan di Kabel Listrik Ternyata hanya Minta Ini

Baca juga: Tangis Haru Uya Kuya Usai MKD Putuskan Dirinya Kembali Aktif Jadi Anggota DPR: Tak Langgar Etik

“Diduga ada pihak yang sengaja merencanakan pemojokan karakter Ahmad Sahroni. Ada alat besar yang dipakai sekelompok orang untuk menghajar gua,” ujarnya.

Politikus asal Tanjung Priok itu juga mengungkapkan bahwa rentetan kabar hoaks tersebut turut berdampak pada keluarganya.

“Anak-anak saya sampai dibully, ini udah kebangetan,” tambahnya.

Bukan dari Indonesia

Penelusuran menggunakan reverse image search di TinEye dan Yandex menunjukkan bahwa foto yang disebut-sebut berasal dari rumah Sahroni ternyata bukan dari Indonesia.

Foto itu merupakan dokumentasi dari rumah seorang artis Lebanon usai ledakan besar di pelabuhan Beirut pada tahun 2020.

Sementara itu, Sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI pada Senin (3/11) menghadirkan sejumlah ahli untuk membahas dampak penyebaran hoaks.

Salah satunya, pakar kriminologi Adrianus Eliasta Meliala Sembiring, menilai penyebaran hoaks berpotensi mencederai demokrasi dan memicu konflik sosial.

“Saya setuju hukum dipergunakan secara tegas. Kalau dibiarkan, nanti banyak orang mengira membuat hoaks itu hal biasa,” kata Adrianus dalam sidang MKD.

Ia juga mengungkapkan adanya indikasi targeted looting atau penjarahan yang ditargetkan terhadap rumah-rumah tertentu, termasuk yang kemudian dikaitkan dengan narasi di media sosial.

“Dari video-video yang beredar, ada penggiringan opini seolah-olah penjarahan itu spontan. Padahal, ada ajakan dan pemicu di baliknya,” jelasnya.

Adrianus menegaskan, hoaks yang menyebar setelah tragedi penjarahan Agustus lalu terbukti memengaruhi opini publik dan memperkeruh situasi sosial.

Baca berita Tribunbekasi lainnya di TribunBekasi.com dan di Google News  

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved