Kerusuhan di Jakarta

Polda Metro Tangkap 1.240 Pendemo dalam Sepekan, 22 Positif Narkoba

Polda Metro tangkap 1.240 pendemo di Jakarta akhir Agustus 2025, 22 positif narkoba, fasilitas umum rusak, dan polisi terluka.

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Mohamad Yusuf
TribunBekasi.com
RATUSAN PELAJAR DIAMANKAN --- Polres Metro Bekasi Kota mengamankan 121 pelajar yang mau ikut demo di kawasan gedung DPR RI, Jakarta Pusat pada Kamis (28/8/2025) siang. Usai diamankan, mereka dikumpulkan di Gate 11 Stadion Patriot Candrabhaga, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi untuk didata dan diperiksa lebih lanjut. 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA – Ribuan orang ditangkap Polda Metro Jaya sepanjang sepekan terakhir buntut dari aksi unjuk rasa yang berujung ricuh di sejumlah titik di Jakarta. Dari jumlah itu, belasan di antaranya terungkap positif narkoba.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, menyebut ada 1.240 orang diamankan sejak 25 hingga 31 Agustus 2025. Mereka terdiri atas 611 orang dewasa dan 629 anak-anak.

Baca juga: Ketika Sang Ibu Menangis Nasihati Buah Hati, Kembalikan Jam Richard Mille Sahroni Seharga Rp 11,7 M

Baca juga: Polisi Temukan Unsur Pidana, Inilah Sosok Kompol K dan Bripka R Brimob Tabrak Affan hingga Tewas

“Dari hasil pemeriksaan, 22 orang dinyatakan positif narkoba. Rinciannya, 14 positif sabu, 3 ganja, dan 5 benzoat,” ujar Ade Ary di Mapolda Metro Jaya, Senin (1/9/2025).

Sebanyak 1.113 orang kemudian dipulangkan, sedangkan sisanya masih menjalani proses hukum.

Jumlah Tangkapan per Hari

Ade Ary merinci, 357 orang diamankan pada 25 Agustus, 814 orang pada 28–29 Agustus, serta 69 orang pada 31 Agustus.
“Total ada sembilan laporan pidana. Dari situ, sepuluh orang ditetapkan sebagai tersangka. Sembilan di antaranya sudah ditahan, satu orang masih dalam pencarian,” tambahnya.

Dampak Kericuhan

Kerusuhan tak hanya menimbulkan kerugian materi. Fasilitas umum ikut hancur, mulai dari halte TransJakarta, pagar pembatas jalan, hingga kendaraan dinas Polri yang dirusak dan dibakar.

Belasan aparat kepolisian juga terluka akibat lemparan batu dan bom molotov.

Baca juga: Momen Lisa Mariana Ikut Demo DPR, Bawa Kopi hingga Disoraki Wonderfull, Banjir Pujian Netizen

Baca juga: Cinta Laura Ikut Bersuara Soal Demo Ricuh: Masyarakat Marah karena Lihat Ketidakadilan

Menurut Ade Ary, kericuhan bermula dari aksi damai mahasiswa, pelajar, dan sejumlah elemen masyarakat. Namun, situasi memanas usai disusupi provokator hingga akhirnya meluas ke kawasan DPR RI dan sejumlah titik lain.

“Peserta aksi tidak menyampaikan pendapat, melainkan melakukan tindakan anarkis. Bahkan ada indikasi pelajar dan anak-anak ikut dimobilisasi. Ini menjadi perhatian serius kami,” kata Ade Ary.

Ia mengimbau masyarakat tetap menyampaikan aspirasi dengan damai, tidak terprovokasi, serta menjauhi narkoba.

“Kami berharap orang tua lebih mengawasi anak-anaknya agar tidak terjerumus dalam aksi anarkis maupun penyalahgunaan narkoba,” tutupnya.

Kerugian Rp 51 Miliar

Jakarta sempat porak-poranda usai gelombang aksi unjuk rasa yang berlangsung sejak Jumat (29/8/2025) hingga Minggu (31/8/2025).

Puluhan fasilitas publik hancur, mulai dari halte Transjakarta yang dibakar hingga stasiun MRT yang dirusak massa. Suasana Jakarta akhir pekan lalu benar-benar mencekam, terlebih di kawasan Senayan, Kwitang, hingga Mapolda Metro Jaya.

Di beberapa titik, asap hitam membubung dari halte yang terbakar. Sisa kaca pecah berserakan di jalan. Coretan-coretan vandalisme juga terlihat jelas di dinding halte yang rusak.

Baca juga: Markas Gegana di Kramat Raya Terbakar, 5 Orang Diamankan, Terungkap Penyebabnya

Baca juga: Pernah Ditawari Partai, Tompi Ungkap 6 Alasan Tolak Terjun ke Politik

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyebut, ada enam halte Transjakarta dibakar dan dijarah. Selain itu, 16 halte lainnya rusak akibat aksi vandalisme.

“Total ada 22 halte yang terdampak, sebagian terbakar, sebagian lagi rusak berat maupun ringan,” kata Pramono di Balai Kota, Senin (1/9/2025).

Kerugian akibat perusakan halte Transjakarta ditaksir mencapai Rp41,6 miliar.

MRT dan CCTV Ikut Jadi Sasaran

Tak hanya halte, Stasiun MRT Istora Mandiri juga jadi sasaran amuk massa. Infrastruktur MRT yang dirusak menimbulkan kerugian hingga Rp3,3 miliar.

“Belum lagi perusakan CCTV di sejumlah titik. Itu kerugiannya sekitar Rp5,5 miliar,” ujar Pramono.

Jika ditotal, Pemprov DKI mencatat kerugian akibat perusakan fasilitas publik mencapai Rp51 miliar.

Baca juga: Aurelie Bongkar Tawaran Masuk Partai, Dijanjikan Ratusan Juta per Bulan tapi Diminta Jadi "Boneka"

Baca juga: Pascakerusuhan Demo, Pramono Terapkan Tarif MRT dan TransJakarta Hanya Rp 1

Warga Bisa Naik Gratis

Sebagai langkah cepat, Pemprov DKI Jakarta menggratiskan layanan Transjakarta dan MRT hingga 8 September 2025.

“Selain kerugian itu, kami juga harus memberikan subsidi transportasi sekitar Rp18 miliar selama seminggu,” jelas Pramono.

Wakil Gubernur DKI Rano Karno bahkan ikut turun tangan membersihkan sisa puing di Halte Senen pada Senin pagi.

“Mudah-mudahan halte yang rusak bisa selesai diperbaiki sekitar 8 atau 9 September,” ujarnya optimistis.

Jakarta Sempat Lumpuh

Aksi unjuk rasa besar berlangsung di tiga titik utama: depan Kantor Brimob Kwitang, gedung DPR/MPR Senayan, dan Mapolda Metro Jaya.

Akibatnya, layanan transportasi umum sempat lumpuh. Transjakarta berhenti beroperasi pada Jumat malam, sementara MRT hanya beroperasi terbatas dengan menutup sejumlah stasiun.

Kini, Pemprov DKI berharap perbaikan bisa segera selesai agar warga kembali bisa beraktivitas dengan normal.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Halte Transjakarta Dibakar, Stasiun MRT Dirusak, Jakarta Tanggung Kerugian hingga Rp51 Miliar

Sumber: Wartakota
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved