Berita Jakarta

Jakarta Panas Sebabkan ISPA Melonjak hingga 1,9 Juta Kasus , Pramono Anung Beri Penjelasan

Kasus ISPA di Jakarta tembus 1,9 juta sepanjang 2025. Gubernur Pramono pastikan bukan pandemi seperti COVID-19.

Warta Kota/Yolanda Putri Dewanti
KASUS ISPA - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung saat ditemui di Stasiun MRT Dukuh Atas Jakarta Pusat pada Rabu 22 Oktober 2025. Ia memastikan lonjakan kasus ISPA di Ibu Kota bukan pandemi. 

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI - Cuaca Jakarta belakangan terasa panas dan menyengat. Di tengah suhu yang bikin gerah itu, angka kasus ISPA di Ibu Kota justru melonjak tajam. Data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat ada lebih dari 1,9 juta kasus ISPA sepanjang 2025.

Fenomena ini membuat banyak warga cemas. Namun Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memastikan kondisi tersebut bukan pandemi seperti yang pernah terjadi pada masa COVID-19.

“Kalau di Jakarta saya memastikan bukan menjadi pandemi. Memang ada satu dua dan sekarang ini COVID seperti flu. Dan beberapa memang akhirnya ada yang di puskesmas, ada yang di rumah sakit dan mereka segera bisa disembuhkan,” kata Pramono saat ditemui di Stasiun MRT Dukuh Atas Jakarta Pusat pada Rabu 22 Oktober 2025.

Pramono juga menegaskan pandemi COVID-19 di Jakarta tak lagi muncul meski jumlah kasus ISPA meningkat.

Baca juga: Purbaya Singgung Bekasi Saat Bahas Korupsi Daerah, Sebut Masih Ada Praktik Jual Beli Jabatan

Baca juga: Tangis Pegawai SPPG Bekasi, Usai Dimarahi Malah Dipegang-pegang Atasan, Kini Polisi Turun Tangan

Baca juga: Detik-Detik Istri Potong Alat Kelamin Suami Saat Terlelap Tidur, Cemburu Lihat Isi Chat di Ponsel

“Jadi bukan seperti saat COVID dulu. Sekarang ini sudah seperti flu dan memang beberapa terjadi,” ujarnya.

Lonjakan kasus ISPA di Jakarta mulai terlihat sejak Juli 2025. Cuaca panas, perubahan musim, dan udara yang tak stabil ikut memicu peningkatan jumlah pasien.

Menurut data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, hingga Oktober 2025 tercatat ada lebih dari 1,9 juta kasus ISPA. Penularannya banyak terjadi di tempat ramai, terutama saat udara kotor dan penuh debu.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati menyebut ISPA kini menjadi penyakit dengan jumlah kunjungan tertinggi di puskesmas.

“Penularannya sangat mudah lewat percikan droplet maupun partikel aerosol di udara,” kata Ani kepada wartawan.

Di sejumlah puskesmas, antrean pasien batuk dan pilek terlihat panjang. Suasana ruang tunggu terasa sesak oleh warga yang mengeluh gejala pernapasan.

Di tengah melonjaknya kasus ISPA, Pramono juga memerintahkan jajarannya untuk mendalami fenomena air hujan di Jakarta yang mengandung mikroplastik. Ia ingin memastikan ada atau tidaknya kaitan antara mikroplastik dengan meningkatnya kasus ISPA.

“Tetapi yang jelas sekarang ini kalau dilihat secara keseluruhan kondisi cuaca dan polusi di Jakarta mengalami penurunan yang signifikan. Mudah-mudahan ini bisa kita jaga bersama,” tuturnya.

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved