Intelektualitas Yusril Ihza Mahendra Disebut Diragukan, Ini Tanggapan Wasekjen Partai Bulan Bintang
Solihin Pure sentil pernyataan Herzaky Mahendra Putra sebut intelektualitas Yusril Ihza Mahendra diragukan.
Penulis: Panji Baskhara | Editor: Panji Baskhara
TRIBUNBEKASI.COM - Intelektualitas Yusril Ihza Mahendra disebut-sebut diragukan.
Hal ini pun membuat Wasekjen Partai Bulan Bintang (PBB) Solihin Pure angkat bicara.
Bahkan, pernyataan intelektualitas Yusril Ihza Mahendra diragukan jadi tanda tanya.
“Dalam pengertian apa? Kalau instabilitas dimaknai sebagai kaadaan tak stabil, ketidakstabilan, ketidakmantapan, keadaan goyah sebagaimana pengertian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), di mana letaknya?"ujarnya, kepada wartawan, Senin (4/10/2021).
Baca juga: Polemik Partai Demokrat Berlanjut, Kubu Moeldoko Bantah Semua Tuduhan dan Serang Balik Kubu AHY
Baca juga: Yusril Ihza Mahendra Jadi Kuasa Hukum Eks Kader Partai Demokrat, Ini Kata Pakar Hukum Tata Negara
Baca juga: Andi Arief Sindir Yusril Ihza Mahendra, Pemuda Bulan Bintang: Silakan Partai Demokrat Cari Pengacara
"Bukankah selama ini Bang Yusril tak goyah apalagi mundur jadi pengacara keempat mantan kader PD, meski terus dihantam personalnya oleh kubu AHY?" lanjutnya.
Diketahui, pernyataan terkait intelektualitas Yusril Ihza Mahendra diragukan disebut oleh Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Herzaky Mahendra Putra.
Herzaky Mahendra Putra mengatakan instabilitas emosi Yusril Ihza Mahendra tidak intelek.
“Kami memperhatikan instabilitas emosi Pak Yusril, sangat tidak intelek,” katanya, kata Herzaky dalam konferensi persnya, Minggu (3/10/2021).
Pernyataan Herzaky Mahendra Putra itu, jadi buah pertanyaan bagi Solihin Pure.
Ia bertanya-tanya, darimana ukuran Yusril Ihza Mahendra dianggap instabilitas.
Ia pun menjelaskan, pernyataan Yusril dengan kubu AHY.
Kubu AHY diketahui mempersoalkan anak Yusril Ihza Mahendra, Yuri Kemal.
Kemudian, Yusril Ihza Mahendra pun bertanya soal Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak mendapat dukungan dari PBB.
“Itu kan jawaban balasan, terus di mana letak instabilitasnya? Saya kira jika menyematkan kata saja sudah keliru, apalagi logika berpikir, pantesan kacau."
"Mereka belajar bahasanya dimana ya? Jangan-jangan mengidap sindrom gaya 'Vicky Prasetyo' yang dulu sempat viral lewat ‘statutisasi atau kudeta-kudetaan…hehe" sindirnya.