Perang Iran Israel

Pasang Surut Hubungan Washington-Teheran: AS Pernah Bantu Bikin Nuklir, Kini Justru Menyerang Iran

Iran tetap menjadi musuh terbesar AS sejak revolusi Islam tahun 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomeini

Penulis: | Editor: Ign Prayoga
Kolase Foto Jerussalem Post/HO
PEMIMPIN AS DAN IRAN - Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Iran Ali Khamenei dan Presiden AS Donald Trump dengan latar belakang bendera dan serangan rudal. 

Satu dekade kemudian, AS memberi Iran reaktor nuklir dan uranium sebagai bahan bakarnya.

Kolaborasi nuklir tersebut menjadi dasar bagi masalah nuklir saat ini.

(1979) Revolusi Islam

Sementara hubungan antara Teheran dan AS berkembang pesat, rakyat Iran mengeluh di bawah kediktatoran  Mohammad Reza Pahlavi  dan menolak pengaruh Barat yang dianggap berlebihan terhadap bisnis mereka. 

Protes revolusioner mulai mengguncang negara itu pada akhir tahun 1978 dan memaksa Shah untuk melarikan diri pada bulan Januari 1979.

Ulama Islam yang diasingkan, Ayatollah Ruhollah Khomeini, kembali untuk memerintah republik Islam Iran yang baru.

(1980) AS memutuskan hubungan diplomatik

Setelah AS mengizinkan Shah untuk menjalani perawatan kanker dalam pengasingannya, mahasiswa Iran menerobos kedutaan AS di Teheran dan menculik 52 warga Amerika selama 444 hari.

AS memutuskan hubungan diplomatik dan menjatuhkan sanksi kepada negara tersebut.

Shah meninggal di pengasingan.

(1980-88) AS mendukung invasi Irak

Setelah invasi Irak ke Iran di bawah Saddam Hussein, yang ingin melawan ideologi Khomeini, AS memihak Irak, yang memperdalam ketegangan antara kedua negara.

Perang berlangsung hingga 1988 dan menyebabkan ribuan orang tewas di kedua belah pihak.

Irak juga menggunakan senjata kimia terhadap Iran.

(1984) Penunjukan sponsor teroris

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved