Perang Iran Israel

Warga Teheran Murka usai AS Serang Iran, Massa Turun ke Jalan

Serangan AS terhadap tiga situs nuklir utama Iran memicu gelombang kemarahan warga Iran

Penulis: | Editor: Ign Prayoga
Vahid Salemi/AP file/NBC News
FASILITAS NUKLIR IRAN - Jet siluman B-2 Spirit milik AS, dilaporkan beraksi dalam misi rahasia menyerang situs nuklir Iran. Jet tempur AS dikabarkan membawa bom seberat 13 ton. 

Kementerian Luar Negeri Iran menyebut serangan ini sebagai “pelanggaran terang-terangan atas hukum internasional.”

Juru bicara militer Iran memperingatkan bahwa “semua opsi kini terbuka” sebagai respons atas serangan tersebut.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dalam pidato singkat menyatakan bahwa “Iran tidak akan tinggal diam.”

Pasukan Garda Revolusi Islam (IRGC) telah ditingkatkan status kesiagaannya di seluruh perbatasan dan fasilitas militer.

Serangan udara AS memperuncing konflik yang sudah panas di Timur Tengah.

Kelompok Houthi di Yaman, yang didukung Iran, mulai meluncurkan serangan roket ke wilayah Israel selatan, menurut laporan CBS News.

Sementara itu, Hamas di Gaza menyatakan dukungan terbuka untuk Iran dan mengecam “imperialisme militer AS.”

Analis dari New York Times memperingatkan bahwa tindakan ini bisa mempercepat masuknya AS dalam konflik regional skala penuh.

“Trump bermain api,” tulis kolumnis Thomas Friedman.

“Jika Iran membalas, maka ini bukan lagi soal nuklir, tapi perang terbuka antara dua kekuatan besar.”

Dunia Internasional Serukan Tahan Diri

Tiongkok dan Rusia mengecam keras langkah militer Amerika Serikat dan mendesak agar Dewan Keamanan PBB segera menggelar sidang darurat.

“Kami menolak segala bentuk aksi sepihak yang dapat memperburuk situasi di Timur Tengah,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam pernyataan resminya di Moskow.

Beijing juga menyerukan deeskalasi segera dan memperingatkan bahwa stabilitas kawasan tidak boleh dijadikan korban ambisi geopolitik negara manapun.

“Konflik tidak boleh diselesaikan dengan bom,” tegas Wang Wenbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, dalam konferensi pers yang dikutip NDTV.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved