Perang Iran Israel

Warga Teheran Murka usai AS Serang Iran, Massa Turun ke Jalan

Serangan AS terhadap tiga situs nuklir utama Iran memicu gelombang kemarahan warga Iran

Penulis: | Editor: Ign Prayoga
Vahid Salemi/AP file/NBC News
FASILITAS NUKLIR IRAN - Jet siluman B-2 Spirit milik AS, dilaporkan beraksi dalam misi rahasia menyerang situs nuklir Iran. Jet tempur AS dikabarkan membawa bom seberat 13 ton. 

“Tindakan militer akan membuka jalan bagi spiral kekerasan yang sulit dikendalikan.”

Uni Eropa menegaskan bahwa penggunaan kekuatan hanya akan semakin menjauhkan dunia dari diplomasi.

Dalam pernyataan resmi yang dirilis oleh Josep Borrell, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, blok tersebut menyerukan agar semua pihak “menunjukkan penahanan diri maksimal” dan “kembali ke meja perundingan secepat mungkin.”

Ia juga memperingatkan bahwa eskalasi militer bisa merusak peluang pemulihan JCPOA (Kesepakatan Nuklir Iran 2015) yang sempat dibahas ulang tahun lalu.

Pemerintah Turki, yang selama ini menjaga hubungan sensitif dengan Iran maupun NATO, juga mengecam serangan udara tersebut.

Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan menyebut aksi AS sebagai “tindakan gegabah” dan memperingatkan bahwa “serangan seperti ini berisiko mengobarkan api yang tak bisa dipadamkan.”

Sementara itu, Qatar dan Oman—dua negara Teluk yang kerap menjadi perantara diplomatik—menawarkan diri sebagai penyalur jalur komunikasi rahasia antara Washington dan Teheran.

“Kami siap memfasilitasi dialog untuk mencegah eskalasi lebih lanjut,” kata seorang pejabat senior Qatar kepada Reuters secara anonim.

Akankah Dunia Menuju Perang Terbuka?

Sejumlah analis memperkirakan bahwa dampak dari serangan ini tidak akan berhenti pada reaksi warga dan kecaman diplomatik.

Jika Iran memutuskan untuk membalas secara langsung, kawasan dapat berubah menjadi ajang konflik terbuka antara Iran, Amerika Serikat, dan Israel.

“Jika Teheran meluncurkan serangan balasan terhadap aset AS di Teluk, kita bisa melihat keterlibatan militer langsung yang belum pernah terjadi sejak Perang Teluk,” ujar Aaron David Miller, analis senior bidang Timur Tengah di CNN.

Kolumnis New York Times Thomas Friedman juga memperingatkan potensi krisis global.

“Serangan ini bukan hanya menghancurkan fasilitas nuklir, tapi juga membunuh ruang diplomasi yang tersisa,” tulisnya.

“Setelah ini, semua tindakan Iran akan dibaca sebagai ancaman yang harus dibalas. Lingkaran eskalasi terbuka lebar," ucap Kolumnis New York Times.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved