Berita Bekasi
Warga Tionghoa Bikin Bakcang dan Kwecang Jelang Sembahyang Peh Cun, Begini Penjelasannya
Susanti (45), salah satu warga Tionghoa asal Bekasi tak ketinggalan untuk menjalani tradisi membuat hidangan berupa bakcang dan kwecang.
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Ichwan Chasani
Awalnya, kata dia, pas baru pertama kali mencoba melipat bakcang menjadi segitiga dan hasilnya hancur, bentuknya tidak seperti yang seharusnya.
“Setelah itu, orang tua saya mengajarkan untuk membuat segitiga yang sebenarnya. Saya mencoba lagi dan hasilnya masih hancur,” kata Susanti.
Dalam melipat bakcang untuk menjadi segitiga, memang bukan hal yang mudah, bahkan bisa dibilang sangat rumit.
Baca juga: SIM Keliling Kota Bekasi, Jumat Ini 30 Mei 2025 Tutup, Cuti Bersama Hari Kenaikan Yesus Kristus
Baca juga: Aniaya Sopir Truk di Bekasi, Karyawan BUMD DKI Jakarta Terancam Lima Tahun Penjara
“Perlu latihan berulang kali hingga pelipatan bakcangnya menjadi segitiga yang sebenarnya. Hingga sekarang saya bisa karena terus mencoba,” ujarnya.
Susanti mengatakan, membuat bakcang membutuhkan waktu yang cukup lama.
Sebab, pelipatannya membutuhkan kesabaran dan tidak boleh ada rongga di setiap sisinya, jadi harus benar-benar tertutup rapat.
Ketika bakcang sudah terbentuk dan siap direbus atau dikukus selama berjam-jam.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, nama bakcang sendiri memiliki arti bak yang diartikan sebagai daging dan cang yang diartikan sebagai berisi daging.
Jadi, bakcang merupakan makanan yang berisi daging.
Baca juga: Lowongan Kerja Karawang: Buruan, PT JJX Tech Indonesia Butuh 50 Orang Operator Produksi
Baca juga: Karyawan BUMD DKI Jakarta Aniaya Sopir Truk di Bekasi Hingga Pinggul Retak
Bakcang ini terbuat dari nasi atau ketan yang umumnya berisikan daging ayam, babi, atau sapi.
Setiap tahunnya, etnis Tionghoa merayakan hari istimewa yakni Hari Bakcang atau perayaan festival makan bakcang.
Hari Bakcang ini dirayakan pada tanggal lima bulan lima menurut kalender China.
Perayaan Hari Bakcang justru bukan untuk bersenang-senang, melainkan untuk memperingati tragedi tragis, mulai dari meninggalnya tokoh yang diagungkan oleh masyarakat etnis Tionghoa hingga tradisi melempar bakcang untuk mengusir roh-roh jahat.
Selain itu, masyarakat etnis Tionghoa mengadakan lomba perahu naga dengan pukulan drum.
Terdapat legenda yang diyakini oleh masyarakat etnis Tionghoa dan dipercaya sebagai latar belakang dari Hari Bakcang, yakni legenda tentang tokoh Qu Yuan dengan akhir hidupnya yang tragis.
Baca juga: Pemkot Bekasi bakal Terapkan Aturan Jam Malam bagi Pelajar sesuai Instruksi Gubernur Dedi Mulyadi
Baca juga: Lowongan Kerja Bekasi: PT Adyawinsa Plastics Industries Butuh 50 Orang Operator Forklift
Kemenhub Ungkap Biaya Transportasi di Kota Bekasi Tertinggi se-Indonesia, Ini Pemicunya |
![]() |
---|
Musim Kemarau Melanda, Wilayah Selatan Kabupaten Bekasi Berpotensi Alami Kekeringan |
![]() |
---|
Sekap Pemilik Rumah dan Gasak Barang Berharga, Komplotan Perampok Ditangkap |
![]() |
---|
Polisi Selidiki Dugaan Aksi Curanmor di Bekasi yang Membawa Benda Menyerupai Senpi |
![]() |
---|
Ma’had Aly Attaqwa Bukan Hanya Cetak Mahasantri Ahli Tafsir, Tapi Benar dalam Ucapan dan Perbuatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.