Keracunan MBG

Sekitar 400 Siswa SMAN 1 Yogyakarta Alami Keracunan MBG, Mayoritas Mengeluh Sakit Perut

Kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) terjadi di SMAN 1 Kota Yogyakarta.

Penulis: | Editor: Ign Prayoga
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
KERACUNAN MBG: Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo saat ditemui di SMA N 1 Yogyakarta, Kamis (16/10/25) sore. Keracunan MBG terjadi di dua sekolah di Wirobrajan Yogyakarta. 

​Berdasar laporan yang diterimanya, keracunan menimpa 32 siswa SMA Negeri 1 Yogyakarta dan 65 siswa SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta, setelah mengonsumsi MBG yang disalurkan dari SPPG tersebut.

​Dalam keterangannya seusai meninjau langsung SPPG, Hasto menjelaskan, bahwa SPPG itu menyuplai MBG ke sembilan sekolah dengan total 3.444 siswa penerima. 

Sembilan sekolah tersebut antara lain adalah SD Bopkri, SD Negeri Tamansari, SD Negeri Tegalmulyo, dan SMP 5 Bopkri, hingga dua SMA yang terdampak keracunan.

"Kami sudah tahu persis bahwa di sini ada sembilan sekolah yang kemudian disuplai, ada 3.444 siswa yang diberikan makanan gratis itu," katanya.

​Meski demikian, ia menekankan, masalah keracunan sejauh ini hanya terdeteksi pada anak-anak di jenjang SMA saja.

Hal tersebut terkonfirmasi setelah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta melakukan penulusuran langsung ke sekolah-sekolah yang dipasok MBG dari SPPG yang sama.

"Yang ditengarai diduga ada dampak dari makan ini adalah yang SMA saja, yang SMP dan yang SD ini tadi kita cross-check ke sini tidak ada yang bermasalah. Yang ada dari SMA, SMA 1 dan SMA 7 Muhammadiyah," ujarnya.

​Saat pemeriksaan, Wali Kota menyebutkan, bahwa secara sarana dan prasarana, SPPG dinilai sudah sesuai standar. Ruang produksi hingga cara pencucian piring terbilang baik dan telah melalui proses asesmen sebelum beroperasi.

​Namun, ia mengindikasikan adanya kemungkinan masalah pada variasi menu yang disajikan oleh SPPG untuk siswa-siswi di deretan sekolah tersebut.

"Tadi dari diskusi memang ada menu-menu baru yang dibuat, termasuk ayam yang dibuat kemarin itu termasuk dalam masakan menu baru," katanya.

​Saat ini, pihaknya masih menunggu hasil uji culture test untuk memastikan penyebab pasti insiden, apakah akibat kontaminasi bakteri atau faktor lain.

​Sebagai langkah cepat penanganan, Hasto pun memastikan distribusi MBG dari SPPG kepada kesembilan sekolah dihentikan sementara.

​"Ya, sementara (dihentikan) dulu, sementara menunggu hasil evaluasi dan uji laboratoriumnya keluar dulu. Bisa dua minggu, tapi paling cepat satu minggu," katanya.

Meskipun secara standar SPPG telah dinilai baik, ia memberikan saran spesifik untuk penyempurnaan di masa depan guna mencegah terulangnya insiden. 

Hasto menyarankan, penerapan general precaution atau kehati-hatian dasar yang lebih ketat, khususnya untuk minimalisir kontaminasi bakteri.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved