Koperasi Merah Putih
Koperasi Merah Putih Sukamaju Depok Kurang Modal, Pengurus Keluar Uang Pribadi Rp 11 Juta
Ketua Pengurus KKMP Sukamaju, Nurdiansyah berharap, pemerintah memperhatikan nasib para pengurus KKMP
Penulis: Rendy Rutama | Editor: Ign Prayoga
TRIBUNBEKASI.COM -- Koperasi Merah Putih tingkat telah dibentuk di banyak kota/kabupaten termasuk di Depok dan Bekasi, Jawa Barat. Di balik peresmian Koperasi Merah Putih yang memukau, ada sejumlah fakta yang nyaris luput dari perhatian publik.
Sejak diresmikan serentak oleh Presiden Prabowo Subianto pada 21 Juli 2025 lalu, ribuan Koperasi Merah Putih telah hadir di sejumlah wilayah. Di Kota Depok, Jawa Barat, KKMP sudah terbentuk di 63 kelurahan pada 11 kecamatan. Salah satunya adalah KKMP Sukamaju di Kecamatan Cilodong.
Setelah tiga bulan berlalu, KKMP Sukamaju belum menunjukkan perkembangan. Bahkan pengurus KKMP ada yang bekerja secara sukarela karena tidak mendapatkan gaji atas waktu dan tenaga yang telah dia curahkan untuk mengurus KKMP Sukamaju.
Alih-alih mendapatkan gaji, ada pengurus yang nombok menggunakan uang pribadi untuk menutupi biaya operasional.
Ketua Pengurus KKMP Sukamaju, Nurdiansyah berharap, pemerintah memperhatikan pengurus KKMP yang memberikan waktu dan tenaga untuk mengurus koperasi.
Selain itu, pengurus KKMP Sukamaju juga membutuhkan dukungan sarana prasarana agar lebih maksimal dalam bekerja.
Bendahara II KKMP Sukamaju, Tambar Hartini juga menyatakan dirinya belum menerima gaji ataupun intensif. “Salary belum dapat, makanya kita mengharap banget kapan turun,” kata Tambar, Jumat (24/10/2025).
Malah, Tambar sudah beberapa kali nombok. Dia terpaksa menggunakan uang pribadi untuk menutup biaya operasional koperasi.
Tambar pernah nombok hingga Rp 11 juta untuk membayar barang-barang yang datang ke KKMP Sukamaju. Hal itu dia lakukan karena kas koperasi masih kosong. Setelah kas koperasi terisi, uang Tambar pun dikembalikan.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan bagi Tambar dan para pengurus KKMP Sukamaju, apakah tetap bertahan atau mundur. “Ibaratnya kami sudah babat alas selama enam bulan, tapi sampai sekarang belum menikmati hasilnya,” ungkapnya.
Hingga saat ini, KKMP Sukamaju mendapatkan bantuan Rp 30 juta dari Pemerintah Kota (Pemkot) Depok. Setengah dari dana tersebut digunakan untuk membeli alat tulis kantor (ATK) sedangkan Rp 15 juta lainnya dipakai untuk mendatangkan stok bahan pokok alias sembako.
Tambar menambahkan, proses mendapatakan dana dari Pemkot Depok juga bukan perkara yang mudah. “Uang Rp30 juta dari pemkot keluarnya sulit, harus melalui beberapa tahapan,” ujarnya.
KKMP Jatimakmur
KKMP Jatimakmur di Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, juga termasuk koperasi yang diresmikan pada 21 Juli 2025.
Pada saat itu, toko yang dikelola KKMP Jatimamakmur memiliki stok yang cukup banyak. Setelah tiga bulan beroperasi, stok di KKMP Jatimakmur malah semakin sedikit. Rak display pada toko KKMP Jatimakmur juga banyak yang kosong.
Ketua KKMP Jatimakmur, Ismail mengakui stok di toko KKMP semakin sedikit jika dibandingkan pada hari peresmian 21 Juli 2025. "Kalau sekarang yang dijual hanya minyak goreng, gas 3 kilogram dari Pertamina, gula, dan garam," kata Ismail, Minggu (26/10/2025). “Kalau masa awal setelah peresmian stok melimpah,” ujarnya.
Ismail menjelaskan, stok semakin menyusut karena terkendala modal. Menurutnya, KKMP Jatimakmur tidak punya cukup modal untuk mendatangkan stok dalam jumlah besar.
Ismail berharap pemerintah menyediakan anggaran membantu koperasi meminjam modal darri bank anggota Himpunan Bank Negara (Himbara).
Ismail sangat menunggu regulasi untuk meminjam modal dari bank. "Tiga bulan kami berjalan, kami menunggu regulasinya seperti apa, masyarakat setiap hari berdatangan menanyakan seperti apakah koperasi merah putih dan kami sampaikan apa adanya, dan memang permodalannya yang kami harapkan belum bisa terealisasi," katanya.
Pengurus KKMP juga sudah berkoordinasi dengan tim bisnis asisten atau BA yang dibentuk Kementerian Koperasi. Selanjutnya, Ismail menjelaskan, pengurus KKMP Jatimakmur tengah menyusun proposal bisnis simpanan koperasi desa (simkopdes) untuk merealisasikan program pinjaman bagi anggota.
"Kami sedang menyusun itu dan mudah-mudahan lolos verifikasi dan kami layak mendapat pinjaman, mudah-mudahan terealisasi dan sehingga kami punya modal," katanya. Di sisi lain, KKMP Jatimakmur tengah berkoordinasi dengan perusahaan swasta selaku distributor minyak goreng merek Gonusa dan sudah berlangsung satu bulan.
Minimnya stok di KKMP Jatimakmur dikeluhkan seorang warga setempat, Firman (22). Menurutnya, barang yang dijual di warung kelontong atau warung madura jauh lebih banyak daripada barang yang dijual di toko KKMP.
Merekrut warga menjadi anggota juga jadi tantangan bagi KKMP Sukamaju, Kota Depok. Seorang warga setempat, Lia (35) mengaku masih ragu untuk mendaftar jadi anggota KKMP Sukamaju. “Masih ragu kalau bergabung koperasi,” kata Lia, pekan lalu.
Amrullah, pedagang kelontong di dekat KKMP Sukamaju, tak terusik kehadiran koperasi yang digawangi Ismail. Amrullah menegaskan, toko kelontongnya sudah beroperasi jauh sebelum KKMP berdiri. Amrullah juga sudah memiliki pelanggan setia dalam jumlah banyak. “Saya tidak merasa tersaingi, koperasi kan buat anggotanya,” kata dia. (m38/m37)
| KMP Jatimakmur Bekasi Nantikan Janji Pemerintah Bangun Gerai untuk SPPG Olah MBG: Semoga Terealisasi |
|
|---|
| Stok Barang di Koperasi Merah Putih Jatimakmur Kosong, Pengurus Akui Harus Nombok Tiap Bulan |
|
|---|
| Koperasi Merah Putih di Karawang Belum Juga Beroperasi, Begini Upaya Bupati Aep Syaepuloh |
|
|---|
| Melihat Aktivitas Koperasi Desa Merah Putih di Kedungwaringin Bekasi |
|
|---|
| Ikuti Arahan Presiden, Wali Kota Bekasi Resmikan Koperasi Merah Putih Kelurahan Jatimakmur |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bekasi/foto/bank/originals/Kondisi-rak-kosong-di-Koperasi-Kelurahan-Merah-Putih-KKMP-Jatimakmur-Pondok-Gede.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.